Sekjen Kemenag Minta PTKI Gencarkan Kampanye Moderasi Islam

By Admin

nusakini.com--Sekjen Kemenag Nur Syam meminta Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) terus mengkampanyekan moderasi Islam. Hal ini dipesankan Nur Syam dalam orasi ilmiah Wisuda Program Sarjana dan Magister UIN Mataram Tahun 2018. 

“PTKI harus berdiri pada garis terdepan dalam menyuarakan moderasi Islam. Pimpinan PTKI harus tegas menolak bentuk - bentuk gerakan dan kegiatan radikalisme agama yang berujung pada pelemahan pilar-pilar bangsa; Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” tegasnya di Mataram,akhir pekan lalu.

Menurut Nur Syam, PTKI ikut bertanggung jawab dalam mewujudkan tatanan kehidupan berbangsa yang harmoni, damai dan berkeadilan. Dalam kaitan itu, ajaran agama harus mengejewantahkan prinsip - prinsip kebaikan dan keadilan. 

“PTKI harus terus menggali dan mendialogkan praktik dan cakrawala Islam Indonesia yang mendukung terwujudnya toleransi, harmoni, damai, menjunjung tinggi HAM, dan lainnya,” tuturnya. 

Nur Syam menilai, pengalaman Indonesia dalam berdemokrasi sejatinya dapat menjadi "alternatif ketiga" (third way) dan menjadi pilihan yang tepat di tengah “ambigu” negara-negara mayoritas muslim dalam menentukan sikap antara memilih negara sekuler dan atau negara Islam. Posisi strategis Indonesia dari segi geografis, demografis dan ekonomi menjadi daya tarik tersendiri.  

“Indonesia berada di tengah poros perdagangan Asia - Pasifik. Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ke- empat dunia. Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar nomor wahid dunia,” urainya. 

Bagi bangsa Indonesia, lanjut Nur Syam, Islam tidak perlu lagi diperhadapkan dengan sistem politik negara-bangsa dan demokrasi. Islam menjadi nafas yang memberikan panduan moral dan etik bagi Indonesia. Islam sekaligus menyatu ke dalam gerak kehidupan bersama warganya yang hidup dalam sebuah negara-bangsa berlandaskan Pancasila.  

“Di negeri ini, tidak ada hambatan apapun untuk menjadi Muslim yang baik dan warga negara yang loyal, sekaligus bagian dari masyarakat dunia yang modern dan terglobalkan,” tandasnya. (p/ab)